Kewirausahaan Sosial Mampu Atasi Krisis

WARTA KOTA, DEPOK Krisis yang bertubi-tubi menghantam Indonesia mestinya tidak perlu diratapi. Setiap krisis pasti membawa peluang agar bangsa ini lebih mandiri dan tahan banting.

“Krisis ibaratnya sebuah tikungan jalan. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Apakah terus tancap gas dan jatuh ke jurang atau mengerem, sambil melihat peluang belok ke kanan atau ke kiri,” kata praktisi kewirausahaan Rhenald Kasali, dalam acara pengenugerahan kewirausahan sosial Trubus Kusala Swadaya, di kampus Diklat Wisma Hijau Cimanggis, Depok, Kamis (5/11/2015).

Insert Foto : Abd.Ghofur Penanggung Jawab Program Skola Lipu Yayasan Merah Putih

“Kita tidak boleh cengeng, karena krisis akan selalu ada. Di sinilah pentingnya jiwa kewirausaahan sosial atau social entrepreneurship. Dibutuhkan orang-orang yang peduli kepada orang-orang di sekitarnya untuk menimbulkan harapan,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, mantan Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menyebut upaya yayasan Bina Swadaya  untuk meningkatkan social entrepreneurship melalui Trubus Kusala Swadaya patut diapresiasi. Penghargaan itu sudah pasti akan memacu semangat kewirausahaan di tengah krisis.

“Trubus Kusala Swadaya ini adalah simbol optimisme dan simbol harapan masyarakat. Kewirausahaan adalah bentuk kreatifitas untuk mencari jalan keluar setiap masalah,” kata Bayu.

Penganugerahan kewirausaahn sosial ini adalah kali keempat diberikan kepada kelompok atau individu yang dinilai mampu menjadi motivator di lingkungannya. Untuk kategori kelompok, Yayasan Merah Putih dari Morowali, Sulawesi Tengah  terpilih sebagai pemenang.

Sementara, untuk kategori individu, dewan juri yang terdiri dari Paulus Wirutomo, Rhenald Kasali, Arsewendo Atmowiloto, danm Sri Palupi sepakat memilih Lasmi, pendiri kelompok jamu gendong Lestari dari Jakarta.  Lasmi mampu memberdayakan lebih dari 1.500 bakul jamu gendong yang berada di Jakarta.

Selain itu, juri juga memilih Yohanes Ferry dan Audrie Sukoco sebagai pemenang. Keduanya mengembangkan usaha bulu mata yang melibatkan 2.000 karyawan dan 4.000 mitra usaha.

Pendiri Bina Swadaya Bambang Ismawan menegaskan sejak bediri tahun 1967 Bina Swadaya memang fokus pada advokasi masyarat dan kini berkembang menjadi lembaga kewirausahaan sosial dan promotor kewirusahaan sosial.

Sumber : wartakota.tribunnews.com

Lihat Juga

Menang lewat Kisah Skola Lipu

WARTAWAN Media Indonesia M Taufan SP Bustan asal Palu, Sulawesi Tengah, meraih juara II lomba Artikel dan Karya ...

Perjuangan Tak Kenal Lelah Relawan YMP Membangun “Skola Lipu”

EFEKGILA.COM – Tak ada seragam, tak ada sepatu, tak ada pula gedung serta meja dan ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *