Earth day (Hari Bumi) merupakan hari dimana diperingati oleh milyaran orang yang tersebar di 190 negara. Hari bumi yang dirayakan setiap tanggal 22 april, menjadi tonggak sejarah dalam perjuangan mengkampanyekan isu terhadap penyelamatan Bumi. Penyelamatan yang dimaksud adalah bagian dari meminimalisir kemungkinan kerusakan bumi dari faktor alam yang kian hari makin menkhawatirkan.
Ancaman perubahan iklim, adalah kekhawatirkan penduduk bumi, dimana dampaknya berupa pemanasan global, anomali cuaca, bencana alam, dan masih banyak lagi. Fenomena alam yang tak menentu dan tak mampu dipredikasikan, bukan semata-mata karna faktor alam, melainkan ada turut campur tangan manusia yang menyebabkannya. Perubahan iklim tersebut menjadi ketakutan bagi umat manusia, sehingga penting untuk menkampanyekan soal isu penyelamatan bumi yang terbangun dan terjaring dengan baik.
Kampanye menyelamatkan bumi, bisa juga diintegrasikan melalui banyak cara. Penyelamatan dan perlindungan hutan misalnya, adalah salah satu cara yang dianggap tepat dalam upaya meminimalisir perubahan iklim. Hal ini dimaksudkan agar ekosistem maupun keseimbangan alam tidak sampai pada titik dimana bumi akan semakin rusak. Diakui atau tidak, Indonesia menjadi negara yang berperan dalam upaya perubahan iklim, mengingat Indonesia biasa disebut sebagai paru-paru dunia.
Kesadaran penduduk dunia dalam menyelamatkan bumi harus bersinergi dengan berbagai bentuk peraturan. Banyak peraturan maupun perundingan-perundingan yang dibangun oleh negara-negara didunia untuk meminimilisir perubahan iklim. Namun sayangnya, euforia tersebut berbanding terbalik dengan kelompok kekuatan penyedot dan perusak alam yang bertamengkan rezim kekuasaan. Mereka mendapat restu dari negara untuk mengeksploitasi hasil alam. Investasi ekstraktif menjadi penyumbang terbesar dari perubahan Iklim maupun pemanasan global. Karena orientasi eksplorasinya adalah selalu berkaitan dengan menggali dan menebang.
Untuk itu, setiap manusia bertanggung jawab melindungi bumi tempat kita berpijak dari segala bentuk pengrusakan, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Karena, kerusakan bumi tidak hanya sekedar dari aspek gejala alam, melainkan adalah dari perbuatan manusia yang rakus dan serakah. Mengutip dari salah satu Firman Tuhan yang tertulis dalam kitab, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum [30]: 41). Firman ini menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi disebabkan oleh perbuatan manusia, dan Tuhan akan memberikan balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
Dengan demikian, mari kita selamatkan bumi dari berbagai bentuk pengrusakan, agar kita juga diselamatkan oleh bumi dari berbagai bencana yang kita sendiri tidak akan menduga kejadiannya. (Nurul)