(Donggala, 17/9/205), Ketersediaan sumber air untuk kebutuhan irigasi dan air bersih menjadi salah satu pertimbangan utama masyarakat lokal untuk mempertahankan dan melestarikan hutan. Ini pula yang terjadi pada masyarakat di Desa Tonggolobibi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala. Kawasan hutan di Cagar Alam Gunung Sojol merupakan hulu Sungai Taipa yang mengaliri pertanian di desa tersebut.
“Hutan kami pertahankan untuk menjaga kehidupan kami, kalau pohon dirambah dan ditebangi maka sumber air kami akan kering. Kalau kering maka pertanian dan perkebunan kami pun akan mengalami kekeringan,” kata Nasruddin HM Nur, Kepala Desa Tonggolobibi pada 15 September 2015.
Menurut pria yang ramah tersebut di desanya terdapat 1400 ha lebih lahan pertanian sawah yang produktif, selain itu ada kebun kelapa, kakao dan cengkeh. Saat panen bisa menghasilkan perputaran ekonomi yang sangat besar, dalam sekali masa panen bisa menghasilkan hingga 18 milyar rupiah. Hal ini menunjukan bila kehidupan masyarakat Desa Tonggolobibi sangat bergantung pada sektor pertanian.
Desa Tonggolobibi merupakan salah satu desa di wilayah Pantai Barat Kabupaten Donggala, desa ini memang dikenal sebagai basis utama pertanian. Tanaman kelapa, kakao dan cengkeh merupakan komoditi perkebunan penting di desa ini, selain itu pertanian padi sawah menjadi penyokong utama ekonomi masyarakat di desa ini.
Warga pun mengamini bahwa hutan pegunungan diatas kampung baik yang termasuk cagar alam maupun hutan produksi terbatas merupakan sumber air utama di desa mereka. Sungai Taipa yang terdapat di desa mereka merupakan sungai terbesar di kawasan tersebut, namun saat ini debit sungai tersebut berkurang drastis, diyakini hal ini karena mulai rusaknya kawasan hutan. Olehnya masyarakat Desa Tonggolobibi ingin mengusulkan hutan desa sebagai strategi menjaga fungsi hutan sebagai sumber air bersih dan irigasi.
Hal ini terungkap saat pertemuan Kepala Desa, Kelompok Tani, Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala dan Yayasan Merah Putih, terkait harapan warga dan pemerintah Desa Tonggolobibi untuk mengajukan hutan desa. Dalam pertemuan ini Dinas Kehutanan Kabupaten Donggala dan Yayasan Merah Putih menjelaskan pentingnya skema hutan desa bagi masyarakat dan proses pengusulannya. (edy)