YMP In Media

Asa Masyarakat Adat Batui Kembalikan Kelestarian Hutan Bakiriang

oleh Sarjan Lahay [Banggai] di 5 June 2022 • Hutan Bakiriang, sebelum ada suara margasatwa, merupakan hutan Adat Batui. Setelah negara ambil alih dan jadikan kawasan hutan bahkan dengan status konservasi, mulailah ada perkebunan sawit di sana. Kondisi hutan pun berubah. • Pada 1936, Hutan Bakiriang ditetapkan sebagai hutan yang ...

Read More »

Perda Hambat Penetapan Hutan Adat, Perpres Segera Dibuat

TEMPO.CO, Jakarta. Perempuan adat Marga Ogoney dan Marga Masakoda di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, dikatakan Ketua Perkumpulan Panah Papua Sulfianto Alias, saat ini merasa termarjinalkan. Hal ini dikarenakan wilayahnya belum mendapatkan Surat Keputusan (SK) Penetapan Hutan Adat. Hal inilah yang menurutnya menghambat pemberdayaan ekonomi di wilayah tersebut. “Ada satu komoditas ...

Read More »

HARI POPULASI INTERNASIONAL 20 Ribu Pohon Ditanam di Hutan Desa Lampo

Donggala,MERCUSUAR – Sebanyak 20 Ribu pohon ditanam di Hutan Desa Lampo,Dusun II Salubalimbi, Kecamatan Banawa Tengah. Kabupaten Donggala, Jum’at (10/7/2020) . Aksi penanaman pohon yang dilakukan secara simbolis oleh Bupati Donggala, Kasman Lassa merupakan inisiasi Lembaga Pengelola Hutan Desa LPHD Lampo yang di dukung oleh Yayasan Merah Putih (YMP) Sulteng,Yayasan ...

Read More »

Menjadikan Hutan Adat sebagai Kawasan Strategis Provinsi

Amran Tambaru *) “Integrasi Hutan Adat dalam RTRW Sulteng” dapat menjadi terobosan (pertama kali di Indonesia-red) sekaligus penghormatan keberadaan hak-hak tradisional bagi masyarakat adat [Opini penulis pada Harian Radar Sulteng, 6 Agustus 2018]. Perkembangan pembahasan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Sulteng saat ini telah memasuki tahap penyusunan naskah ...

Read More »

Launching Peta Adat Lindungi Masyarakat Adat dan Kearifan Lokal

Poso-Bupati Poso,Darmin Sigilimpu , Menghadiri Launching Peta Hutan Adat dan wilayah indikatif hutan adat fase 1 di auditorium Manggala Wanabakti jakarta, Senin (27/5) kegiatan yang di buka langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, di hadiri oleh seluruh kepala daerah se Indonesia. Hutan adat adalah hutan yang ...

Read More »

Sadar Konservasi Hutan Adat Wana Posangke

Taronggo — Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah kembali melakukan kegiatan sosialisasi sadar konservasi hutan adat Wama Posangke di Balai Desa Taronggo, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, 12 Mei 2018. Kegiatan ini merupakan salah satu role model Balai KSDA Sulawesi Tengah pada tahun 2018. Ini sebagai upaya ...

Read More »

Kearifan Lokal, Mitigasi Bencana yang Terlupakan

Jakarta (Greeners) – Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang berada di suatu wilayah dan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal diwariskan secara turun-temurun melalui cerita, syair, atau pun dongeng. Ternyata melalui cerita rakyat lahir pengetahuan kearifan lokal yang berkaitan dengan bencana alam, seperti kisah ...

Read More »

Offizielle Anerkennung der Tau Ta’a Dorfschulen

Bedrohte Völker Nr.3 Oktober/November 2011 Seite 10 Gesellschaft Für bedrohte Völker Österreich Sulawesi/Indonesien: Offizielle Anerkennung der Tau Ta’a Dorfschulen Nach zwei jahren intersivem Lobbying istes den Tau Ta’a gemeinsam mit indoneschen Menschenrechtsgruppen endlich geluungen,die Venwaltung des bezirks Tojo Una-Una in Zentral Sulawesi von der Nutzlichkeit der Dortfschulen (Sekolah Lipu) der ...

Read More »

Wana’s new generation guarantees sustainable resources

Sera, a 10-year old ethnic Wana, was longing to return to his hamlet, Lipu Salisarao, in the regency’s forest highlands to join his peers at Lipu School, an informal school in the forest settlement. He has studied for two years in Taronggo, the only nearby village with a public school, ...

Read More »

Skola Lipu Bangkitkan Pendidikan Suku Adat Tau Taa Wana

Hari menjelang siang, belasan anak – anak berusia 6 hingga 15 tahun tanpa alas kaki, tanpa seragam, ada juga yang bertelanjang dada mulai berkumpul di banua bae (rumah adat) atau gubuk panggung tanpa dinding. Disitulah tempat anak – anak adat Taa Wana belajar di bawah guru pendamping dari Yayasan Merah ...

Read More »