Kebutuhan air layak minum pasca bencana sangatlah urgen. Demikian yang terjadi di wilayah Sigi. Untuk mendapatkan air layak minum, warga harus memasak terlebih dahulu air bersih yang di ambil dari sumur atau ledeng. “untuk memasak air minum kami pun harus mencari kayu bakar terlebih dahulu,” ungkap salah warga Desa Pesaku.
“Kesulitan air layak minum inilah yang menjadi alasan YMP Sulteng bekerjasama dengan Samdhana Institute mendistribusikan lifestraw, alat penyaring air layak minum ke wilayah Sigi,” jelas Amran Tambaru sebagai penanggung jawab kegiatan.
Aidil F Zarkasih (Direksi PT Adiwara Wordlwide) kepada warga pengungsian menjelaskan bahwa lifestraw menghasilkan air yang layak minum karena memenuhi syarat, yaitu tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengandung kuman.
Saat sosialisasi di 7 titik di Kabupaten Sigi. Aidil menjelaskan bahwa lifestraw tidak menggunakan listrik dan bisa menghasilkan air sebesar 200 liter perhari. Selain itu, kelebihan alat ini adalah air yang keruh pun dapat dijernihkan dan layak diminum serta tidak menyebabkan yang meminumnya menjadi sakit.
“air hasil saringan lifestraw tidak berasa dan berbau serta menyegarkan,” ungkap salah seorang guru SMU Negeri 7 Rarampadende Kec. Dolo Barat Kab. Sigi saat minum air dari hasil saring alat penyaring lifestraw.
Titik-titik distribusi bantuan alat ini selain di SMU Negeri 7 tersebut juga di sebar di Puskesmas Kaleke, Balai Desa Pesaku, Dusun 3 Desa Bobo, Dusun IV Baita Pesaku, Pesantren Kabeloa Pewunu dan Desa Oloboju.
Warga merespon dengan baik bantuan ini sebab mereka tidak lagi direpotkan dengan memasak, sambil mengambil air bersih sekalian membawa botol atau galon untuk mengisi air minum.
Sementara Jeni salah satu petugas di puskesmas Kaleke mengungkapkan bahwa alat ini akan ditempatkan di bagian perawatan sehingga warga yang sakit atau petugas kesehatan bisa langsung mengambil air minum.
[ngg src=”galleries” ids=”9″ display=”basic_slideshow”]