Selain gempa dan Tsunami yang menggetarkan Kota Palu, Sigi dan Donggala, bencana alam berupa Likuifaksi juga terjadi. Likuifaksi tanah merupakan fenomena alam dimana tanah mengalami kejenuhan sehingga kehilangan kekuatan/kekauan akibat adanya tegangan karena gempa bumi. Tanah berubah wujud menjadi cair.
Menurut salah warga Amir (30 tahun), istilah ini baru saya dengar. Disekolah dulu kami hanya mengenal bahwa benda yang mencair itu adalah es. Ternyata tanah bisa berubah wujud. Salah satu pengungsi juga mengisahkan
Di Kelurahan Petobo merupakan titik likufikasi terluas dibandik titik lain (Kelurahan Balaroa- Palu, Desa Jono Oge – Sigi dan Desa Sibalaya – Sigi). Sekitar 180 hektar menenggelamkan sekitar 2.050 unit bangunan ke dalam tanah
Dari posisi Ladoani-Ngata Baru, hasil amatan Relawan 14/10/18, tanah turun dan bergelombang 2-5 meter, namun dari arah Kelurahan Biroburi Jalan Dewa Sartika, nampak jelas dipandang mata tanh naik 5 – 10 meter.
Jalan H.M Soeharto merupakan jalan lokasi Perumahan BTN Petobo (sekitar 2.000 rumah), Pasar Petobo, Kantor Lurah, dan Sekolah Petobo tenggelam ditelan alam. Jalan yang panjangnya kurang lebih 4 km ini tersisa kl 200 meter. Salah satu bangunan yang tersisa di Jalan MH Soeharto ini adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Nasanapura, mungkin itu Doa anak yang baru lahir sehingga rumah sakit tersebut selamat dari likuifaksi, komentar Ayu yang sudah tidak mengenal rumah sahabatnya. (ZL/MA)


