Palu (6/2/14), Apakah kinerja lembaga sudah berperspektif gender? Bagaimana upaya pengintegrasian kesetaraan gender dalam program kerjasama Mitra RFN? Untuk menjawab pertanyaan ini, Semarak Cerlang Nusa Consultancy, Research and Education for Transformation (SCN CREST) sebuah lembaga konsultasi yang berbasis di Bogor memfasilitasi proses Gender Baseline Study. Salah satu bentuk kegiatannya berupa Workshop Sistem Pemantauan Perkembangan Organisasi dalam Kesadaran Gender (SIMPPOK Gender) yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 Februari 2014 di Kantor YMP, Palu.
Tujuan digelarnya workshop ini adalah : 1) teridentifikasinya situasi kesetaraan gender di YMP yang dapat digunakan sebagai titik pijak untuk pemantauan dan evaluasi pengintegrasian gender dalam program dan kelembagaan; dan 2) Teridentifikasinya situasi dan kondisi yang menjadi pijakan awal untuk peningkatan kapasitas menegnai konsep dan perwujudan kesetaraan gender.
“Yayasan Merah Putih sebagai salah satu mitra RFN, perlu mendapatkan pengetahuan terkait isu-isu gender. Dengan demikian, YMP secara partisipatif dapat membuat perangkat sendiri sebagai tolak ukur kinerja, apakah berperspektif gender atau belum”, kata Wiladi Budiharga yang menjadi fasilitator workshop.
Metode yang digunakan adalah rancangan kerangka dasar berupa SIMPPOK Gender (Gender Development Framework) yang dikembangkan oleh SCN CREST, dimana peserta berpartisipasi secara aktif untuk merumuskan dan menyempurnakannya melalui dikusi kelompok dan kemudian melakukan penilaian bersama. Wiladi berharap dengan perumusan dan penilaian bersama perangkat SIMPPOK Gender ini, dapat menggali informasi kapasitas dan sumber daya lembaga terkait persepketif dan perwujudan kesetaraan gender. Bahkan dia menambahkan, tools ini bisa menjadi indikator untuk membangun sistem yang peka dengan kebutuhan akan hak-hak dasar perempuan.
Dalam proses workshop yang dilaksanakan selama tiga hari ini, berhasil merumuskan tiga rekomendasi prioritas yang akan mendorong peningkatan kapasitas lembaga maupun sumber daya yang tersedia terkait isu-isu gender. Ketiga rekomendasi tersebut adalah : pertama, pengembangan kapasitas staf YMP yang berperspektif gender. Kedua, kerjasama antar devisi dalam mewujudkan isu gender. Ketiga, membangun strategi media untuk mempromosikan isu yang berkeadilan gender.
Tools yang telah dibuat secara partisipatif oleh peserta staf YMP, akan sangat membantu kinerja program yang berperspektif gender. “Workshop ini akan sangat membantu lembaga (YMP). Pertama, adanya informasi atau pemetaan soal kesenjangan pengetahuan gender diantara staf. Kedua, dengan adanya tools ini, bisa dijadikan alat bantu untuk memantau perkembangan pengintegrasian isu gender baik dalam program maupun kelembagaan”, kata Amran Tambaru selaku Direktur Operasional YMP.
Sedangkan Fera Rifni Nusa salah seorang staf YMP mengatakan, “workshop ini menambah wawasan saya soal isu-isu gender. Apalagi dengan adanya rumusan perangkat tools gender, dapat melindungi hak-hak dasar kami selaku kaum perempuan,”.
Setelah menggelar workshop selama tiga hari, rencananya tim SCN-CREST akan melakukan kunjungan lapangan pada hari ini (6/2) di Desa Powelua Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala. Kemudian, sebelum mengakhiri perjalanannya di Sulawesi Tengah mereka akan mengunjungi Mitra lainnya yakni Perkumpulan Bantaya dan Solidaritas Perempuan, Palu. (Nurul)