Palu, Palu, 17 Okt 2018, Sore itu (Selasa, 16/10/18) – tim membawa nasi siap saji. Sasaran awalnya pada pengungsi Balaroa yang terkosentrasi di lapangan BMKG, namun keberadaan posko pengungsian relatif sudah ada bantuan, Mobil yang mengangkut makanan sia saji, diarahkan di lapangan Galara. Umumnya pengungsi ini berasal dari kelurahan Bayoge.
Menurut Ibu Narsi (28 tahun), Alhamdulillah, tepat sekali kami sedang butuh makan untuk sebentar malam sementara stok beras kami sudah habis.
Menurut Devan, pengungsi ini juga banyak mengalami derita. Tempat tinggal mereka beberapa sudah tidak layak huni. Jarak kelurahan Boyaoge dengan Balaroa kl 2 km. Rumah di Bayoge termasuk rumah saya banyak retakannya dan sudah tidak layak huni. Ungkap Muh Akbar yang bertempat tinggal di Boyaoge. Muh. Akbar yang juga staf YMP Sulteng ini sementara masih mengungsi di Posko.
Hasil pengamatan Devan yang masih berstatus mahasiswa MIPA Untad ini mengungkapkan bahwa pengungsi di lapangan Galara ini Sembako bantuan banyak yang sudah habis. Tidak terdapat dapur umum seperti pengungsi Balaroa di halaman BMKG. Memang air relatif ada namun MCK sangat susah. Warga membuat WC darurat, tapi nampaknya kurang layak.
Salah satu pengungsi dengan 3 orang anak kecil juga mengharapkan juga dibantu perlengkapan anak bayi seperti selimut, makanan bayi, dan popok. Menurut ibu muda yang rumahnya di Jalan Asam ini bahwa ia mengungsi di lapangan Galara karnea rumahnya sudah tidak layak huni, retak, ia takut kalau gempa masih akan runtuh.


