SILO 26 “KONTROVERSI KEMATIAN MADI”

Salam Redaksi !

DUSUN Salena  tidak terbaca dalam peta Sulawesi Tengah, tetapi namanya  tertera dalam berbagai media daerah maupun nasional dua setengah tahun terakhir. Pembuat berita itu adalah Madi, seorang pemuda  yang pernah sekolah di Tsanawiyah, berikat kepala Merah dan menguasai beberapa jurus bela diri  kontaw.

Madi, bisa mewakili  ma-syarakat Kaili  (To Po Da’a) yang masih mencintai adat istiadat negerinya, di antara gempuran  nilai-nilai  yang berasal dari luar. Berbekal  sedikit ilmu agama, jurus ilmu bela diri dan nilai-nilai yang ada di lingkungannya, Madi  menggabungkan anta-ra pemahaman agama dan adat istiadat  setempat. Hal ini biasa dilakukan oleh se-mua kelompok di Indonesia dan belahan bumi lainnya. Di mana nilai agama selalu bersenyawa dengan nilai local yang telah dianut masyarakat selama ratusan tahun.

‘Kreatifitas’ Madi inilah  yang membuat ia dituduh  menyebarkan ajaran sesat entah oleh siapa. Tiba-tiba Mentri Agama di depan kamera televise nasional langsung mengklaim Madi  telah  mendirikan aliran sesat. Tanpa disertai  informasi akurat apa  sebenarnya yang sedang terjadi  pada Madi dan  Salenanya. Kalau pun Madi mendirikan perguruan yang dinilai sesat, mengapa baru diketahui  saat kejadian, bukankah Kantor Wilayah Departemen Agama  Sulawesi Tengah hanya  13 KM dari  Salena. Tapi  sudahlah semuanya telah  terjadi dan  pernyataan sang mentri  langsung menjadikan  guru kontaw itu sebagai tokoh aliran yang ditakuti.

Berdasar adanya informasi aliran sesat itu  sejumlah aparat keamanan dengan gagah mendatangi Madi dan mau menangkapnya. Tapi peluru  lebih lambat dari ujung pedang sang guru, darahpun tertumpah  dan robeklah  kedamaian di tanah Salena. Lalu operasi    perburuan  Madi dan  teman-temannya dilakukan secara massif dengan mengerahkan pasukan darat  dan helikop-ter, tetapi Madi menghilang.

Setelah dua tahun, Madi lelah dan tidur di sebuah pon-dok kecil  di  sebuah tempat bernama Lampo tak jauh dari dusun Salena, Sabtu  5 April 2008. Itulah istirahatnya yang terakhir,  Madi ditangkap  pasukan khusus anti terror  dengan sejumlah lubang peluruh di tubuhnya. Kematiannya pun menjadi kontroversi.

Edisi SILO kali ini mencoba menyorot seputar kontroversi kematiannya. Selamat Membaca.***

Lihat Juga

Wana Lestari untuk LPHD Lampo

     Palu, 4/7/23. Alhamdulillah, Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Desa Lampo ditetapkan sebagai pemenang ...

Mogombo, Menata Kehidupan Sosial

     Tau Taa Wana Posangke merupakan masyarakat dengan ikatan kekerabatan kuat, interaksi sosial yang ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *