DUSUN Salena tidak terbaca dalam peta Sulawesi Tengah, tetapi namanya tertera dalam berbagai media daerah maupun nasional dua setengah tahun terakhir. Pembuat berita itu adalah Madi, seorang pemuda yang pernah sekolah di Tsanawiyah, berikat kepala Merah dan menguasai beberapa jurus bela diri kontaw.
Madi, bisa mewakili ma-syarakat Kaili (To Po Da’a) yang masih mencintai adat istiadat negerinya, di antara gempuran nilai-nilai yang berasal dari luar. Berbekal sedikit ilmu agama, jurus ilmu bela diri dan nilai-nilai yang ada di lingkungannya, Madi menggabungkan anta-ra pemahaman agama dan adat istiadat setempat. Hal ini biasa dilakukan oleh se-mua kelompok di Indonesia dan belahan bumi lainnya. Di mana nilai agama selalu bersenyawa dengan nilai local yang telah dianut masyarakat selama ratusan tahun.
‘Kreatifitas’ Madi inilah yang membuat ia dituduh menyebarkan ajaran sesat entah oleh siapa. Tiba-tiba Mentri Agama di depan kamera televise nasional langsung mengklaim Madi telah mendirikan aliran sesat. Tanpa disertai informasi akurat apa sebenarnya yang sedang terjadi pada Madi dan Salenanya. Kalau pun Madi mendirikan perguruan yang dinilai sesat, mengapa baru diketahui saat kejadian, bukankah Kantor Wilayah Departemen Agama Sulawesi Tengah hanya 13 KM dari Salena. Tapi sudahlah semuanya telah terjadi dan pernyataan sang mentri langsung menjadikan guru kontaw itu sebagai tokoh aliran yang ditakuti.
Berdasar adanya informasi aliran sesat itu sejumlah aparat keamanan dengan gagah mendatangi Madi dan mau menangkapnya. Tapi peluru lebih lambat dari ujung pedang sang guru, darahpun tertumpah dan robeklah kedamaian di tanah Salena. Lalu operasi perburuan Madi dan teman-temannya dilakukan secara massif dengan mengerahkan pasukan darat dan helikop-ter, tetapi Madi menghilang.
Setelah dua tahun, Madi lelah dan tidur di sebuah pon-dok kecil di sebuah tempat bernama Lampo tak jauh dari dusun Salena, Sabtu 5 April 2008. Itulah istirahatnya yang terakhir, Madi ditangkap pasukan khusus anti terror dengan sejumlah lubang peluruh di tubuhnya. Kematiannya pun menjadi kontroversi.
Edisi SILO kali ini mencoba menyorot seputar kontroversi kematiannya. Selamat Membaca.***