SILO 33″BEDAH LEGISLATOR PEMBENTUK HUKUM”

Pembaca yang bijak,

SILO edisi 33 kali ini, menyorot hasil pemilu legislative 2009, khususnya konfigurasi politik yang dihasilkannya sebagai fokus liputan utama, dengan berakhirnya pemilu legislative (pileg)April silam, satu tahapan demokrasi telah kita tuntaskan, wakil-wakil rakyat yang baru untuk periode 2009-2014 sudah kita ketahui, kepada mereka inilah sesungguhnya perbaikan nasib rakyat dan bangsa ini kita mandatkan. Namun pertanyaan kemudian yang mengusik kita adalah, seperti apa kepedulian mereka, komitmen, serta kapasitas yang mereka miliki? untuk mengemban amanah yang sedemikian besarnya.

Untuk mendapatkan jawaban-jawaban dan informasi yang baik berkait masalah tersebut, Redaksi Silo melakukan serangkaian kegiatan, selain melakukan pengumpulan data dan dokumen serta wawancara-wawancara tokoh, Silo juga menggelar focus group discussion dengan menghadirkan akademisi, politisi,  aktifis LSM dan tokoh masyarakat untuk membedah konfigurasi politik baru di parlemen Sulteng, khususnya  kecendrungan arah kebijakan mereka kedepan. Diskusi yang digelar di kantor YMP tersebut, mendapat respon yang sangat baik dari para pihak yang hadir, bahkan keinginan untuk melakukan kegiatan serupa secara terus menerus digulirkan para peserta.

Tentu saja,  kita semua mengharapkan wakil rakyat terpilih memiliki kapasitas yang baik, guna memperjuangkan kepentingan rakyat. Apalagi perhelatan pemilu yang lalu,  menghabiskan anggaran negara hingga mencapai Rp 13,5 triliun,  itupun sejumlah pihak menduga adanya indikasi penyimpangan, seperti yang dikatakan  Indonesia Corruption Watch (ICW), bahwasanya ada sejumlah proyek dalam anggaran Komisi Pemilihan Umum itu yang janggal. Sebab, peruntukan dan fungsinya tidak jelas.

Sejumlah keraguan akan kualitas wakil rakyat terpilih terungkap dalam diskusi yang dilaksanakan oleh Silo, keraguan itu bukan hanya dari kalangan aktifis LSM, akademisi serta politisi yang hadir sekalipun menyatakan keraguannya atas komposisi wakil rakyat terpilih, hasil pembacaan terhadap rekam jejak, latar belakang pendidikan serta pengalaman berorganisasi, menunjukan sebagian besar dari mereka tidak memiliki kapasitas yang cukup, untuk berkiprah di dewan perwakilan rakyat.

Tentu saja atas keraguan itu semestinya menjadi tantangan bagi kita semua, DPR terpilih pun hendaknya menjadikan informasi ini sebagai masukan penting, agar DPR melakukan penguatan secara kelembagaan. Dan yang tak kalah pentingnya adalah Kontrol yang terus menerus dilakukan oleh rakyat untuk mengarahkan kemana dan kepada siapa semestinya anggota dewan berpihak.

Selain topik utama di atas, edisi kali ini juga menyajikan be-berapa informasi lainnya, di rubrik pekarangan menginformasi-kan beberapa aktifitas YMP di komunitas, serta informasi aktivi-tas organisasi masyarakat sipil lainnya di sulteng.

Besar harapan kami, segala informasi yang ada di SILO kali ini bisa menambah khasanah informasi pembaca, sekaligus menjadi bahan pembelajaran dan rujukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Wassalam

Redaksi

Lihat Juga

Tau Layo Siap Melindungi Wilayah Adat

Tojo Una-Una, Oktober 2024 – Pemuda adat Tau Taa Wana, yang dikenal sebagai Tau Layo, ...

Masyarakat Tau Taa Wana Tegaskan Komitmen Melindungi Wilayah Adat

Tojo Una-Una, September 2024 – Masyarakat adat Tau Taa Wana kembali menegaskan komitmen mereka untuk ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *