Pembaca yang budiman!
TAK terasa kita sudah berada di awal tahun 2010. Ini artinya Majalah Silo telah lima tahun hadir di tengah-tengah anda. Demi mewujudkan visi untuk menjadi media aspirasi rakyat, dalam rentang waktu tersebut Silo terus berbenah dan berupaya memberikan yang terbaik untuk pembacanya. Beberapa upaya perbaikan terus dilakukan, mulai dari perwa-jahan, rubrikasi, pemilihan tema, gaya penulisan hingga jangkauan distribusi.
Bahkan sejak bulan November 2007 Majalah Silo dibuat versi online (e-silo) secara utuh, di mana Silo tersaji dalam bentuk virtual digital berbasis web. Transformasi Silo bulletin ini menjadi ajang konvergensi media informasi YMP, sekaligus untuk mengatasi keterbatasan oplah cetak, jangkauan distribusi dan penyebarannya. Sehingga memungkinkan Silo dibaca oleh siapa saja dari manapun.
Meski demikian, kami menyadari sepenuhnya bahwa Silo sebagai media alternatif masih memiliki banyak kekurangan-kekurangan. Olehnya kami sangat membutuhkan respon dan masukan dari segenap pembaca untuk penyempurnaan Silo yang akan datang, sebab Silo masih terus terbit hingga saat ini. Tentu tidak terlepas dari peran dan dukungan segenap pembaca yang selalu memberikan apresiasi. Karenanya kami memberikan ucapan terima kasih kepada masyarakat khususnya khalayak pembaca yang selama ini menemani kami.
Untuk Silo 36, edisi akhir tahun 2009 ini, kami mengangkat topik Sulteng 2009 yang mengulas berbagai isu dan permasalahannya di Sulawesi Tengah sepanjang tahun 2009. Di edisi ini rubrik fokus diisi oleh tulisan kawan-kawan dari lembaga-lembaga yang fokus pada masing-masing isu. Untuk isu lingkungan ditulis oleh Wilianita Selviana dari ED Walhi Sulteng, Kekerasan terhadap anak dan perempuan oleh Sunardi Katili selaku Deputi Program KPPA Sulteng, korupsi oleh Fery Anwar dari PBHR, Agus Darwis dari LPS-HAM untuk isu HAM dan kekerasan serta Mochamad Subarkan dari ROA dengan topik bencana.
Menelaah tulisan-tulisan di rubrik fokus, terlihat bahwa masing-masing isu tersebut sepanjang tahun 2009 di Sulawesi Tengah tidak mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan terlihat kecenderungan yang semakin menurun terhadap masing-masing isu tersebut. Tulisan-tulisan fokus, yang didasarkan pada data dan fakta yang komprehen-sif layak menjadi bahan perenungan dan rujukan bagi semua pihak, khususnya pemerintah selaku pengambil kebijakan.
Beberapa rubrik yang lain juga tidak kalah dalam menyajikan informasi menarik dan penting bagi pembaca. Dan mulai edisi ini kami menam-bah rubrik baru berupa “kronika lensa”. Rubrik ini diperuntukan bagi berita foto. Karenanya kami berharap kawan-kawan pewarta foto bisa berparti-sipasi di setiap edisi Silo.
Akhirnya, selamat membaca. Semoga infor-masi yang kami hadirkan bisa menambah khasa-nah informasi dan pengetahuan segenap pembaca.*