Pembaca SILO yang terhormat,
Pelaksanaan Reforma Agraria (RA) di Sulawesi Tengah (Sulteng) sejauh ini belum sepenuhnya memperlihatkan potret wajah serius terutama keberpihakan pada kalangan petani. Ketimpangan penguasaan lahan maupun sederet konflik agraria menjadi warna relasi disharmoni konflik antara petani dan swasta, bahkan dengan pemerintah. Terutama akibat ekspansi perkebunan sawit dan aktivitas perusahaan tambang.
RA sebagai jalan pengentasan kemiskinan petani, penyelesaian konflik agraria dan sengketa lahan rupanya masih jauh dari harapan. Padahal Mentri Agraria dan Tata Ruang (ATR), Sofyan A. Djalil pada mei 2019 lalu, sudah mengingatkan bahwa sejatinya Reforma Agraria bertujuan untuk merekonstruksi struktur penguasaan, kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan sehingga kemakmuran akan dirasakan masyarakat Indonesia.
Reforma Agraria di Sulteng khususnya di Kabupaten Tojo Una Una yang dipandang sebagai jalan keluar kemiskinan dan konflik tenurial sejauh ini belum boleh dikatakan berkonstribusi pada kesejahteraan petani. Kasus konflik dilahan tambang hingga ketimpangan kepemilikan lahan membuktikan bahwa Reforma Agraria belum benar-benar menjadi jalan keluar kemiskinan petani.
Kabupaten dengan luas wilayah 5.721,51 km dan berpenduduk sebanyak 152,476 jiwa (2018) ini masih menghadapi sederet permasalahan sosial yang menyeret perhatian publik, sebut saja konflik dan ketimpangan kepemilikan lahan. Belum lagi tingkat kemiskinan yang berada dalam angka 18,27 %. Artinya, meskipun Kabupaten Tojo Una Una memiliki komoditi ungulan seperti jagung dan kedelai, namun bukan berarti hal tersebut bisa mensejahterakan rakyat, karena mata rantai kemiskinan khususnya dikalangan petani kecil masih membelenggu dan sulit dilepaskan.
SILO edisi ke 80 tahun 2019 ini menyuguhkan potret wajah Reforma Agraria di Kabupaten Tojo Una Una dengan harapan pembaca mendapat gambaran keadaan petani yang kini berhadapan dengan gurita/rantai kemiskinan.Realitas ini dapat pembaca selami melalui sederet kasus kisa kehidupan petani kecil yang kehilangan akses dan kontrol atas tanah dan kondisi struktural yang terus menggiring mereka pada situasi kemiskinan. Selamat membaca.
Redaksi .