Palu (13/06/2019). Sembilan bulan pasca bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi Sulteng kembali didera bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah.
BMKG Stasiun Mutiara Palu jauh-jauh hari memprediksi bahwa dalam waktu dekat Sulteng akan mengalami kondisi curah hujan yang tinggi di beberapa daerah terutama Kabupaten Sigi. Dilansir dari Radar Sulteng (12/06), pihak BMKG Sulteng Isna Putri mengingatkan bahwa berdasarkan pemantauan curah hujan di Sulteng pada buan Juni masih tinggi dan merata di setiap daerah. Ia juga menghimbau agar masyarakat waspada terhadap ancaman bencana yang disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi (banjir dan longsor) serta gelombang tinggi di laut.
Baru-baru ini sebuah kapal kargo Lintas Timur bermuatan semen yang berlayar dari Provinsi Sulawesi Utara yang berangkat menuju Morowali Sulawesi Tengah tenggelam diperairan Banggai Laut. Dari 18 awak 17 orang masih dinyatakan hilang dan satu orang ditemukan selamat bernama Yakub. Media memberitakan tenggelamnya kapal naas itu akibat badai gelombang setinggi dua meter saat mesin kapal rusak.
Di analisis dari berbagai sumber media ditemukan bahwa banjir bandang di daerah Morowali cenderung dialami oleh daerah-daerah lingkar tambang. Seperti di Kecamatan Bahodopi. Beberapa desa yang terendam banjir yaitu Desa Wosu dan Desa Laro Benu, dimana yang terparah adalah di Desa Dampala, Bahonotefe dan Siumbatu. Tidak hanya itu, menurut Supardi Lasaming (manager Kantor Lapangan YMP Sulteng di Morowali) menyebutkan bahwa beberapa jembatan penghubung jalan Trans Sulawesi amblas, akses darat terputus dari Morowali ke Kendari dan lebih dari 40 rumah terendam serta puluhan tiang listrik rusak. Besarnya debit banjir disebabkan tingginya curah hujan sehingga debit air meningkat yang diperparah oleh aktivitas galian C di wilayah sungai berdampak.
Dua tahun sebelumnya, pada 29 Juli 2017 tambang pasir dan kerikil dianggap masyarakat menjadi pemicu luapan banjir di Desa Bahodopi Kec. Bahodopi. Akibatnya, satu buah jembatan setempat rusak berat (putus) berikut juga kerusakan fasilitas umum (jalan raya) dan kerusakan pemukiman warga.
Sementara di Morowali Utara (Morut) tidak hanya di Kecamatan Baturube, Kecamatan Bungku Utara tepatnya Desa Uewajo banjir bandang yang terjadi pada minggu (9/6) telah mengepung pemukiman warga. Lebih dua ratus kepala keluarga masih kebingungan mencari tempat yang aman dari kepungan banjir. (Nfa)