(Merauke-Papua, 11/10/16),Pendidikan yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar yang menjadi tanggung jawab Negara terhadap warga negaranya, tidak terkecuali dengan komunitas adat yang tinggal dan menetap di pedalaman hutan. Anak-anak dari komunitas adat juga membutuhkan layanan pendidikan yang layak dan bermutu, dengan harapan pendidikan tersebut sebagai bekal memperbaiki kehidupan mereka.
Kebutuhan akan layanan pendidikan bagi masyarakat yang belum terpenuhi di daerah – daerah terpencil dan komonitas adat sehingga menginisiasi beberapa lembaga membentuk forum bernama JaPKA. JaPKA merupakan jaringan pendidikan komunitas adat yang digagas oleh Warsi, Silva Papua Lestari, YCM Mentawai dan Yayasan Merah Putih. Tujuan JaPKA, menurut Theo Eldhora Fernando Lubis yang menjabat Liason Officer (staf penghubung JaPKA) tujuan dari JaPKA adalah terbangunnya upaya advokasi pada skala nasional untuk mendorong perjuangan hak-hak komunitas akan layanan pendidikan yang berkeadilan dan berbasis pada budaya lokal; terpublikasinya pengalaman-pengalaman dalam fasilitasi pendidikan bagi komunitas adat yang ada di Indonesia; meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia penggiat JaPKA
Agar penggiat JaPKA bisa mumpuni, pengembangan kapasistas merupakan sesuatu yang terus dikembangkan agar proses belajar di masing-masing komunitas adat bisa berjalan baik. Fasilitator dan tenaga pendidik merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan, maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada keterampilan dari tenaga pendidik tersebut. sehingga tenaga pendidik dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama dalam membina anak didik.
Salah satu kegiatan JaPKA adalah melakukan lokalatih pengemabangan kapasitas bagi fasilitator dalam layanan pendidikan alternatif pada komunitas adat yang diselesenggarakan 10 – 13 oktober 2016 di Merauke-Papua difasilitasi oleh Lani RH Penggerak komunitas Guru Belajar Timika. Menurut Direktur Silva Papua Lestari, Kristian Ari, tujuan lokalatih ini adalah untuk meningkatkan kapasitas fasilitator dan kader guru dalam pembelajaran yang kreatif serta mengembangkan metode pembelajaran berdasarkan kearifan lokal dan meningkatkan pengetahuan tentang penyusunan draft kurikulum berdasarkan kearifan local.
Kristian yang murah senyum ini dalam sambutan pembukaannya juga berharap dari materi yang didapatkan, peserta dapat mengemas dan membuat pola belajar baru agar proses pembelajaran berjalan efektif yang pada akhirnya mempercepat kemerdekaaan pendidikan dapat dicapai. Semoga(Ipul)