Pelatihan Advokasi Hukum Meningkatkan Kesadaran Kolektif Masyarakat Adat Tau Taa Wana

Tojo Una-Una, Desember 2024 – Pelatihan advokasi hukum yang dilaksanakan pada 11–12 Desember di Hotel Ananda, Ampana, menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat adat Tau Taa Wana. Program yang diinisiasi oleh Yayasan Merah Putih (YMP) bekerja sama dengan Legal Empowerment Fund  ini dihadiri oleh 21 peserta dari berbagai Lipu, seperti Linte, Vananga Bulang, dan Tabei.

Memahami Hukum untuk Melindungi Hak
Pelatihan ini dirancang untuk membekali masyarakat adat dengan pengetahuan dasar tentang advokasi dan paralegal, sehingga mereka dapat menggunakan hukum formal untuk melindungi wilayah adat mereka. Materi pelatihan mencakup teknik dasar advokasi, mekanisme pelaporan hukum, dan cara menghadapi potensi ancaman atas kekayaan alam yang dimiliki masayrakat hukum adat oleh pihak eksternal.
“Kami ingin masyarakat adat memiliki pengetahuan dan kepercayaan diri untuk berbicara tentang hak-hak mereka, baik dalam konteks hukum adat maupun hukum negara,” ujar Ir. Amran Tambaru, Dirketur YMP Sulteng.

Antusiasme dan Dukungan Tokoh Adat
Peserta pelatihan menunjukkan antusiasme tinggi, terutama dalam diskusi interaktif yang membahas masalah konkret yang dihadapi komunitas adat. Yoel Mangkele, salah satu peserta dari Lipu Ue Matopa, mengungkapkan rasa optimisnya setelah mengikuti pelatihan ini. “Sekarang kami lebih paham cara memperjuangkan hak kami secara legal. Ini adalah bekal penting untuk melindungi tanah adat kami,” ujarnya.
Tokoh adat seperti Pa Geni dari Lipu Linte dan Pa Anca dari Vananga Bulang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Mereka percaya bahwa pelatihan ini menjadi langkah awal untuk memperkuat kapasitas masyarakat adat dalam menghadapi tantangan ke depan.

Rencana Tindak Lanjut
Hasil dari pelatihan ini adalah terbentuknya rencana tindak lanjut berupa pelatihan lanjutan yang lebih mendalam dan penyusunan tim advokasi di tingkat komunitas. Tim ini diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat, terutama dalam menghadapi ancaman eksternal seperti pembangunan infrastruktur atau proyek tambang. “Kami tidak akan berhenti di sini. Pelatihan ini adalah awal dari perjuangan yang lebih besar untuk melindungi tanah dan budaya kami,” tegas Nali Bunta, peserta dari Vananga Bulang.
Meski pelatihan berjalan sukses, tantangan cuaca dan logistik menjadi hambatan dalam memastikan keterwakilan dari semua Lipu. Namun, antusiasme peserta memberikan harapan besar bahwa kegiatan ini akan terus berkembang. “Kami berharap pelatihan ini dapat diteruskan dan diperluas agar lebih banyak masyarakat adat yang terlibat dan mendapatkan manfaat,” ungkap Manaem fasilitator lapangan YMP Sulteng.

Lihat Juga

Masyarakat Tau Taa Wana Tegaskan Komitmen Melindungi Wilayah Adat

Tojo Una-Una, September 2024 – Masyarakat adat Tau Taa Wana kembali menegaskan komitmen mereka untuk ...

Kertas Posisi – Bank Tanah Mengorbankan TORA Komunal

KP KARAMHA_Bank Tanah (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *