Tojo Una-Una, Oktober 2024 – Pemuda adat Tau Taa Wana, yang dikenal sebagai Tau Layo, menyuarakan kebutuhan mendesak untuk penguatan kesadaran hukum dalam upaya melindungi wilayah adat mereka dari ancaman eksternal. Dalam mogombo (rapat adat) yang digelar di Lipu Linte, Tabei, dan Vananga Bulang, generasi muda menunjukkan antusiasme tinggi untuk terlibat dan dilibatkan dalam pelatihan advokasi dan paralegal yang diinisiasi oleh Yayasan Merah Putih (YMP) bersama Legal Empowerment Fund (LEF).
Partisipasi Aktif Pemuda
Yadi, salah satu pemuda adat dari Lipu Linte, mengungkapkan bahwa penguatan hukum menjadi kebutuhan penting bagi generasi muda. “Kami tidak hanya ingin memahami hukum adat tetapi juga hukum negara, sehingga kami lebih siap menghadapi ancaman seperti relokasi akibat PLTA atau proyek tambang,” katanya.
Mogombo yang berlangsung di Lipu Tabei pada 12 Oktober juga memperlihatkan semangat serupa. Para pemuda hadir dan aktif bertanya tentang pentingnya advokasi hukum. Mereka menyadari bahwa pengetahuan hukum akan menjadi alat penting untuk mempertahankan tanah adat yang selama ini menjadi warisan leluhur.
Ancaman yang Mendorong Kesadaran
Ancaman relokasi akibat pembangunan PLTA di Sungai Bongka dan potensi tambang dari luar wilayah membuat para pemuda semakin sadar bahwa mereka harus memperkuat posisi hukum komunitas adat. Beberapa pemuda bahkan menyatakan siap menjadi perwakilan dalam pelatihan advokasi.
Pa Ntente, salah satu tokoh adat di Lipu Tabei, menekankan pentingnya regenerasi dalam melestarikan nilai-nilai adat. “Jika generasi muda tidak memiliki kesadaran hukum yang kuat, sulit bagi mereka untuk melindungi tanah ini dari kepentingan luar,” ujarnya.
Dukungan Tokoh Adat
Tokoh adat seperti Pa Geni di Lipu Linte dan Pa Anca di Vananga Bulang memberikan dukungan penuh terhadap keterlibatan pemuda dalam pelatihan ini. Mereka percaya bahwa generasi muda harus menjadi pelopor dalam menghadapi tantangan modern tanpa melupakan nilai-nilai adat.
“Kami berharap pelatihan nantinya bisa memberikan pemuda kami alat yang mereka butuhkan untuk melindungi tanah, budaya, dan masa depan mereka,” tutur Pa Anca.