Pendidikan untuk Semua

KEHADIRAN Skola Lipu di komunitas adat Tau Taa Wana selain melembagakan proses belajar, juga mengembangkan nilai budaya dan meningkatkan kemandirian komunitas melalui pendidikan keaksaraan.

“Itu (Skola Lipu) tidak berlaku untuk anak-anak saja. Para orangtua Tau Taa Wana juga bisa belajar di sana. Adanya Skola Lipu, seluruh orang di komunitas dapat membaca, berhitung, dan menggali lagi nilai-nilai adatnya,” kata pengajar Skola Lipu, Indo Imel.

Sumber Foto : Media Indonesia “murid-murid skola lipu Sumbol”

Untuk menyukseskan program pendidikan itu, Yayasan Merah Putih membutuhkan bantuan dan peran pihak luar, terutama dalam pengembangan materi belajar dan kapasitas guru lokal.

“Untuk bisa mencapai itu disepakati adanya kurikulum yang menjadi pedoman dalam proses pembelajaran,” tambah Imel.

Pembuatan kurikulum Skola Lipu melalui proses panjang sekitar dua tahun, dan melibatkan masyarakat setempat. Hingga 2012 telah diselesaikan modul kurikulum pembelajaran keaksaraan yang dijadikan panduan guru lokal dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran.

Imel menjelaskan, materi kurikulum Skola Lipu selain baca, tulis, dan berhitung secara substansi isi topik mata pelajarannya mengarah pada kemandirian dan rasa tanggung jawab. Contohnya, kompetensi dasar membaca yakni mengenal, membaca, dan menulis nama tumbuhan binatang yang ada di dalam lipu.

“Dalam penerapannya diawali dengan pelatihan penggunaan modul pembelajaran bagi guru lokal,” ungkapnya.

Simulasi dalam pelatihan modul, lanjut Imel, ialah bagaimana merencanakan pembelajaran, teknik evaluasi hasil belajar, dan metode memfasilitasi kegiatan belajar.

 “Dalam modul tersebut kreativitas mengajar lebih ditonjolkan baik bahan ajar maupun metode yang digunakan, sehingga seluruh peserta belajar di masing-masing lipu bersemangat untuk menerima pelajaran,” imbuhnya.

MI Edisi 12416 poto4
Sumber Foto : Media Indonesia “murid skola lipu meniti tangga batang untuk belajar”

Koordinator Skola Lipu Yayasan Merah Putih, Abdul Ghofur, menambahkan modul kurikulum Skola Lipu yang telah ada nantinya masih akan dikembangkan lagi. Dia sangat berharap pemerintah bisa mengakui keberadaan sekolah tersebut.

“Kalau sudah diakui, saya yakin modul Skola Lipu yang sudah ada itu nantinya yang dijadikan acuan pemerintah, terkait untuk dikembangkan,” harapnya.

Ghofur bahkan bermimpi jika Skola Lipu sudah diakui, dia akan membuatkan kelas khusus bagi anak-anak yang dianggap sudah memiliki kemampuan.

“Selama ini memang Skola Lipu tidak membatasi peserta didiknya dengan kelas. Manfaatnya kalau nanti sudah bisa menggunakan kelas, anak-anak yang sudah pintar membaca tidak digabungkan lagi dengan anak-anak yang belum bisa membaca. Begitu seterusnya,” tutupnya. (TB/N-3)

Sumber : Media Indonesia Edisi Cetak 13 April 2016  & e-papaper

Lihat Juga

Peta Jalan Hutan Adat Sulteng Disusun

Palu, Metrosulawesi – Sejumlah organisasi masyarakat sipil, komunitas adat bersama pemerintah daerah serta unit pelaksana ...

Peta Jalan Hutan Adat Disusun

PALU, MERCUSUAR – Sejumlah organisasi masyarakat sipil, komunitas adat bersama pemerintah daerah, serta unit pelaksana ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *