Tag Archives: masyarakat lokal

Kearifan Orang Wana dan Peradilan Adat

Oleh : Kiki Rizki A* Tepat tanggal 20 mei 2016 yaitu hari di tandatanganinya MOU antara Forum Peradilan Adat, Polda dan Pemprov Sulawesi Tengah, pada saat itu pula saya berkesempatan menuju ke salah satu wilayah adat Tau Taa Wana yaitu Lipu Vananga Bulang. Lipu dalam bahasa lokal berarti kampung dan ...

Read More »

Silo Edisi 65 “Memotret Implementasi Undang-Undang Desa”

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, telah memberikan semangat baru bagi masyarakat yang selama ini kadang kala hanya menjadi penonton dalam pembangunan di wilayahnya. Melalui kebijakan yang tertuang dalam UU Desa tersebut, memberikan masyarakat kewenangan baik terhadap pengakuan hak asal usul, penetapan kewenangan berskala lokal maupun pengambilan keputusan secara lokal ...

Read More »

Silo Edisi 63 ” Memuja Investasi Menggadaikan Ekologi”

Nasib Hutan Ditangan Investor Pembaca Silo yang terhormat, Sebagian kalangan menganggap kebijakan yang diberikan pemerintah terhadap perusahaan ekstraktif seperti tambang, pembalakan dan sawit telah membuka peluang bagi eksploitsasi dan dominasi terhadap sumber daya alam, yang akibatnya adalah degradasi ekologis yang parah dan rusaknya ekosistem daerah aliran sungai. Tapi sebagiannya lagi ...

Read More »

Marsinah, Nurtin Waminu dan Kekerasan Korporasi

(Banggai, 10/5/2016),Tentunya kita semua tahu istilah May Day, setiap kali memasuki bulan Mei istilah “May Day” kerap kali menjadi simbol aksi massa, tagline di facebook atau bahkan menjadi istilah Meme di kalangan kelas menengah perkotaan. Mulai dari hari buruh sedunia, hari kenaikan Isa Almasih sampai hari jatuhnya rezim orde baru ...

Read More »

Hutan Desa Ditetapkan, Saatnya Mengisi Dengan Kerja Kongkrit

(Jakarta,4/5/2016), Selamat! Rasa gembira dan syukur bercampur baur, mendengar kabar penetapan areal kerja hutan desa di Desa Lampo serta di Desa Balean, oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya belum lama ini. Sekali lagi selamat untuk seluruh masyarakat dan pemerintah desa di kedua wilayah. Satu langkah maju menuju kemajuan berikutnya ...

Read More »

Masyarakat Penghuni Hutan

Saya takjub melihat tetua Wana, seorang wanita berusia sekitar delapan puluh tahun, dengan cekatan menggulung kulit pohon menjadi gulungan tipis. Saya duduk di tikar hasil anyaman tangan sambil mendengarkan suaminya, yang bercerita dengan antusias mengenai kehidupan di hutan. “Kami tinggal di hutan. Dahulu kami hidup nomaden, tapi sekarang kami menetap di satu daerah selama tiga sampai empat tahun. Kami merambah sepetak tanah dan menanam tanaman pangan. ...

Read More »

Menghapus sebagai Objek Pembodohan

SETELAH melalui perjalanan panjang penuh berliku, Skola Lipu akhirnya bisa diterima keberadaannya dan diakui Pemerintah Kabupaten Morowali Utara. Pemkab Morowali Utara akan mengusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar Skola Lipu dapat diakui dan masuk bidang pendidikan layaknya sekolah umum lainnya. Wakil Bupati Morowali Utara, Moh Asrar Abd Samad, sangat mengapresiasi aksi dari Yayasan Merah Putih ...

Read More »

Perkuat Percepatan Pengakuan Wilayah Adat

PALU, MERCUSUAR-Saat ini di Sulteng sudah ada beberapa kepala daerah mengeluarkan kebijakan terkait wilayah adat, namun masih dianggap kurang sebab dari beberapa regulasi yang ada, masih ditemukan ketidaksinkronan kordinasi pemerintah antar sektor, antar kebijakan yang dihadirkan dan koordinasi pusat-daerah. Itu disampaikan dalam latar belakang workshop bertemakan Membangun Sinergi Organisasi Masyarakat ...

Read More »

Sinergi Para Pihak Percepat Pengakuan Wilayah Adat

Percepatan pengakuan wilayah adat dan perluasan kelola rakyat di Sulawesi Tengah memerlukan sinergitas para pihak baik pemerintah, organisasi masyarakat sipil maupun masyarakat. Selain itu, perlu integrasi kebijakan satu peta hingga pengambil kebijakan pada berbagai level mudah memahami wilayah masyarakat. “Harapan kita terbangun komitmen pemerintah daerah, terutama kabupaten untuk mempercepat pengakuan ...

Read More »

Menengok Orang Taa Wana Posangke (3)

“Nama Saya Yoker….” “NAMA saya Yoker, anak saya Ester dan Astor, saya dipanggil Apa Ester,”. Bagi kami nama itu unik, Yoker, tapi nama asli itu langsung tenggelam dengan tradisi memanggil seseorang menggunakan nama anak pertamanya Apa Ester. Pun pula dengan saya dan lainnya, yang masing-masing dipanggil dengan nama anak pertama ...

Read More »