ABSTRAK
Etnobotani adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik secara menyeluruh antara masyarakat lokal dan alam lingkungannya meliputi sistem pengetahuan tentang sumber daya alam tumbuhan. Hutan tropika adalah salah satu sumber alam hutan yang terluas di dunia yang diharapkan dapat terus berperan sebagai paru-paru dunia yang mampu meredam perubahan iklim global. Sebagian besar hutan ini menghadapi ancaman kritis dari tahun ke tahun
yang terus mengalami peningkatan.
Sulawesi Tengah memiliki hutan tropis dengan luas sekitar 4.288.023,35 Ha meliputi hutan konservasi (HSAW) 540.567,43 Ha, hutan lindung (HL) 1.167.761,54 Ha, hutan produksi tetap (HP) 395.314,22 Ha, hutan produksi terbatas (HPT) 1.382.062,33 Ha, hutan yang dapat dikonversi (HPK) 252.357,22 Ha dan areal penggunaan lain (APL) 629.960,01 Ha (BAPPENAS, 2003) dan menunjukan keanekaragaman jenis tumbuhan sekitar 150 jenis pohon/Ha. Tumbuhan yang paling mendominasi hutan primer adalah keluarga Fagaceae, Lauraceae, Meliaceae, Maroceae, Rubuaceae dan Arecaceae. Hutan ini dengan berbagai keanekeragamannya jika tidak dijaga dan dilestarikan mulai dari sekarang maka luas hutan akan semakin menurun dan keanekaragaman jenis tumbuhan khususnya Sulawesi Tengah akan semakin banyak yang hilang. Oleh karena itu peneliti mengkaji keanekaragaman Flora Tau Taa Wana Bulang sebagai langkah awal dalam studi ini dan diharapkan mampu menjadi bahan perbandingan demi kelanjutan hutan dan Masyarakat lokal.
Pola kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian etnobotani Tau Taa Wana Bulang yang berhubungan keanekaragaman tumbuhan dengan Masyarakat Taa disekitar hutan lindung Kabupaten Tojo Una-una, Banggai dan Morowali dengan tujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan di Wilayah Tau Taa Wana Bulang dan untuk menggali pengetahuan lokal masyarakat dalam memanfaatkan tumbu-tumbuhan tersebut.
Suatu pendekatan penanganan hutan tidak dapat dilepaskan dari peran serta masyarakat sekitarnya, sehingga diharapkan akan menghasilkan suatu pola penenganan kawasan yang berbasiskan masyarakat. Di samping itu, diharapkan pula sebagai penunjang dalam usaha untuk memperoleh pengakuan Wilayah Adat Tau Taa Wana Bulang dan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara (interview), workshop dan focus group discussion (FGD) dan penentuan petak-petak cuplikan (plot) didasarkan pada perbedaan vegetasi, topografi dan daerah aliran sungai (DAS). Pendataan tersebut dimaksudkan untuk mengungkapkan keanekaragaman jenis flora yang berdasarkan pola tata guna lahan. Berdasarkan hasil penelitian Etnobotani Komunitas Tau Taa Wana Bulang jumlah keanekaragaman tumbuhan di wilayah tersebut sebanyak 257 jenis dari 36 plot yang meliputi ; Sub Kawasan Mpoa Tikore jenis tumbuhan yang ada sebanyak 135 jenis dari 12 plot, Sub Kawasan Mananga Bulang 176 jenis dari 13 plot dan Sub Kawasan Sikoi Salumangge Kablenga 162 jenis dari 11 plot. Sedangkan jumlah tumbuhan yang merupakan endemik Sulawesi sebanyak 13 jenis.
Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai Pengetahuan Lokal Masyarakat tentang Tumbuhan di wilayah Tau Taa Wana Bulang, padahal banyak potensi yang dapat dikembangkan diantaranya dalam hal pengetahuan mengenai keanekaragaman pemanfaatan sumber daya tumbuhan (etnobotani).
Untuk Mendapatkan Soft Copy Silahkan Hubungi : Admin YMP